Sejarah Permainan Voli hingga Masuk ke Indonesia

Sejarah Permainan Voli hingga Masuk ke Indonesia

Permainan voli menjadi salah satu cabang olahraga yang mendunia. Di Indonesia, permainan olahraga satu ini juga menjadi salah satu olahraga terfavorit.

Bola voli merupakan olahraga yang dimainkan oleh dua regu secara berlawanan. Setiap regu terdiri dari enam orang.

Dalam bermain, setiap regu harus berusaha menahan dan melakukan serangan untuk mencetak poin di setiap reli.

Permainan voli menggunakan bola dan pemisah jarak dengan lawan atau net. Cara memainkannya adalah dengan memantulkan bola menggunakan lengan tangan.

Sejumlah sumber mengungkapkan bahwa permainan bola voli pertama kali diciptakan oleh William G. Morgan, seorang pembina olahraga pendidikan jasmani di Young Men Christian Association (YMCA) di Holyoke, Amerika Serikat.

Awalnya, Morgan memainkan bola dengan cara memukul-mukul bola ke sana kemari melewati atas jaring yang membentang membagi lapangan menjadi dua bagian yang luas.

Morgan memperkenalkan permainan tersebut dengan nama ‘Mintonnete’. Namun Dr. Halsted Springfield menyarankan agar Morgan mengganti namanya menjadi ‘Volleyball’.

Pada tahun 1922, Young Men Christian Association (YMCA) menyelenggarakan kejuaraan nasional bola voli untuk pertama kalinya. Lalu pada 1929, Amerika Serikat mendirikan organisasi olahraga voli.

Permainan voli kemudian berkembang ke Eropa Timur seperti Uni Soviet, Cekoslowakia, dan Rumania. Pada 1961, organisasi kejuaraan di Karachi di Pakistan Barat menggelar kejuaraan bola voli yang diikuti 3 negara, yaitu Pakistan, Jepang, dan Indonesia.

Seka itulah, olahraga voli masuk ke Indonesia. Olahraga bola voli diperkenalkan di Indonesia pada 1928 oleh guru-guru dan serdadu dari Hindia Belanda.

Tahun 1952, permainan bola voli menjadi cabang olahraga yang dipertandingkan pada PON II tahun 1952. Lalu pada 22 Januari 1955 lahirlah Induk Organisasi Nasional yaitu Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia (PBVSI).

Mengenal Mheibes, Permainan Khas Ramadan di Irak

Setiap negara punya tradisi Ramadan yang unik. Ada yang melantunkan lagu-lagu, membagikan buku, bahkan menembakkan meriam. Selain tradisi tersebut, ada pula tradisi unik yang dilakukan di Irak, dengan cara yang berbeda pula.

Ada suatu permainan khas Ramadan bernama Mheibes yang biasa dilakukan oleh para pria di Irak.

Mheibes melibatkan banyak sekali clickbet88 slot pemain, mulai dari 40 orang hingga 250 orang. Semua orang yang terlibat ini secara bergiliran menyembunyikan mihbes atau cicin. Lalu permainan mheibes akan dimulai saat pemimpin tim memegang cincin.

Tangannya akan terbungkus oleh selimut. Kemudian, anggota lain harus duduk dengan posisi tangan membentuk tinju yang erat di pangkuan masing-masing. Para pemain harus melakukan hal tersebut saat pemimpin tim secara rahasia memberikan cincin ke salah satu pemain.

Lalu, dalam pertukaran yang menegangkan ini, lawan main mereka harus menentukan manakah di antara puluhan pria tersebut yang menyembunyikan cincin. Cara menebaknya pun hanya melalui bahasa tubuh saja.

Permainan ini selalu dimainkan saat Ramadhan datang. Meski tidak diketahui asal usulnya, tetapi, mheibes memiliki nilai budaya dan sejarah yang mendalam. Beberapa dekade lalu, pemerintah Irak bahkan menyelenggarakan permainan ini di seluruh komunitas dan melibatkan ratusan peserta. Namun, praktik yang disponsori pemerintah ini sempat hilang karena masa perang. Beruntungnya mheibes telah kembali dimainkan dalam beberapa tahun terakhir.

Подписаться
Уведомить о
0 Отзывы
Межтекстовые Отзывы
Посмотреть все комментарии